MEMBANGUN JARINGAN WIRELESS LAN

NAMA : TEGUH PRASETYO

NIM : 1007001972

JUR : TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

WIRELESS NETWORKING

Pengertian

Perkembangan jaringan dan Internet yang spektakuler memberikan dampak yang sangat besar terhadap perusahaan dalam berbagai jenis dan ukuran. Teknologi wireless yang baru semakin memudahkan perkembangan kemampuan jaringan, Internet, dan intranet bagi para pekerja mobile, lokasi-lokasi terpencil dan berbagai fasilitas temporer.

Wireless Networking semakin memperluas jangkauan dan kemampuan jaringan komputer. Teknologi-teknologi baru menjadikan wireless networking sebagai suatu cara yang memungkinkan pelayanan akses berkecepatan tinggi dan handal bagi jaringanjaringan komputer dan Internet.

Terdapat dua metode dasar wireless networking yaitu cahaya (laser dan infra merah) dan radio. Keduanya memiliki spesifikasi dan kegunaan yang berbeda.

Cahaya

Laser dan Infra merah

Laser dan infra merah adalah medium yang digunakan terutama untuk hubungan pendek, seperti gedung ke gedung, biasanya kurang dari satu mil. Inframerah berbiaya murah dan lambat sementara laser lebih mahal dan dapat mentransmisi lebih cepat. Kelemahan utama sistem ini adalah bahwa mereka sangat rentan terhadap penghentian. Hujan lebat akan mempengaruhi laju data dan kabut tebal akan menghalangi koneksi.

Radio

Spread Spectrum

Spread Spectrum menggunakan daerah bebas 902-920 MHz. Ia digunakan untuk menghubungkan koneksi hingga 30 mil, namun lebih sering digunakan pada jarak yang lebih pendek, dalam jarak 2-5 mil. Sebuah antena berdaya tinggi dan jalur jernih diperlukan bagi perluasan jarak. Spread spectrum menggunakan serangkaian saluran dalam range-nya untuk mentransmisi data. Oleh karena jalur tersebut merupakan frekuensi bebas, mungkin sibuk. Telpon tanpa kabel, pembuka pintu garasi, dan mainan yang dikendalikan radio, semuanya menggunakan range frekuensi ini dan mungkin akan mengganggu data. Teknologi dapat melewati saluran-saluran dan memilih jalur terbaik. Terdapat teknik lain yang mengirim data yang sama melalui beberapa saluran di waktu yang sama. Penerima mendengarkan seluruh saluran dan memilih yang terjernih.

Terdapat fasilitas keamanan dalam spread spectrum karena data dibagi pada saat masuk saluran. Akan tetapi, saluran berikutnya IS dikodekan pada paket sebelumnya. Untuk menanggulanginya dapat digunakan teknik-teknik enkripsi.

Oleh karena daerah frekuensi bebas, tidak ada hambatan untuk menggunakannya. Namun, ini berakibat pada keterbatasan kemampuan yang akhirnya membatasi daerah frekuensi, dengan semakin luas jangkauan, semakin besar hilangnya sinyal.

Licensed Bandwidth

Licensed Bandwidth hampir serupa dengan memulai stasiun radio anda sendiri. Terdapat faktor penghambat dalam mendaftarkan suatu frekuensi yaitu adanya keterbatasan frekuensi. Keunggulan utamanya adalah batasan daya lebih kurang dan semakin jauhnya jarak yang dapat dihubungkan.

Teknologi microwave digunakan untuk aliran yang besar. Microwave merupakan alat yang kurang sensitif terhadap gangguan temporer, seperti hujan. Ia juga memiliki jangkauan yang sangat jauh yang hanya dibatasi oleh daya input dan pandangan. Ia merupakan metode yang paling umum bagi transfer data ke jarak yang jauh secara cepat dan tanpa kabel.

Aplikasi-aplikasi

1. Wireless LAN memberikan akses jaringan terbuka yang wireless dalam kantor, dalam lingkungan pelayanan kesehatan, gudang dan ritel, memungkinkan klien yang mobil mengakses server jaringan.

2. Wireless WAN menghubungan dua lokasi dengan kecepatan 1,6-10 Mbps, mendayagunakan RF spektrum lebar, bilamana jaringan publik tidak tersedia atau terlalu mahal. Sistem wireless WAN merupakan sistem point-to-point menghubungkan jaringan melintasi kota-kota menggantikan infrastruktur publik atau memberikan suatu alternatif terhadap sambungan privat.

3. Wireless MAN memberikan pilihan jaringan point-to-multipoint. Contoh solusi ini mencakup menghubungkan banyak end-user di kampus atau suatu fasilitas melintasi kota-kota melalui wireless Ethernet. Kecepatan aliran berkisar antara 56K hingga 10 Mbps. Wireless MAN ini mendukung arsitektur jaringan hub dan spoke.

Keuntungan-keuntungan wireless networking

· Menawarkan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan leased line konvensional.

· Membutuhkan investasi awal yang rendah dengan pengembalian yang cepat dibandingkan biaya-biaya leased circuit.

· Beroperasi tanpa hardware tambahan seperti router, MUX, CSU, dan DSU.

· Memungkinkan pemasangan secara cepat tanpa memerlukan biaya besar.

· Konfigurasi fleksibel memungkinkan pemasangan dan operasi sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

I. Wireless Local Area Network (WLAN)

Teknologi wireless LAN telah semakin populer untuk beragam aplikasi. Setelah mengevaluasi teknologinya, banyak pemakai yakin akan reliabilitasnya, puas terhadap kinerjanya dan telah siap untuk menggunakannya bagi jaringan wireless skala besar dan kompleks.

Wireless LAN yang semula dirancang bagi aplikasi dalam kantor, saat ini dapat digunakan pada jaringan peer-to-peer ruang tertutup maupun aplikasi point-to-point dan point-to-multipoint luar ruang.

Wireless dapat dirancang agar modular dan sangat fleksibel. Mereka juga dapat dioptimisasi untuk berbagai lingkungan. Sebagai contoh, hubungan point-to-point luar ruang relatif sulit dipengaruhi oleh interferensi dan dapat memiliki kinerja yang lebih tinggi bila perancang meningkatkan dwell time dan meniadakan mekanisme collision avoidance dan fragmentation.

Wireless LAN, menggunakan frekuensi radio sebagai sarana transmisinya, memungkinkan workstation dan peralatan portabel untuk mengakses jaringan. Sebuah WLAN terhubung kepada wired LAN yang telah ada, memperluas jaringan ke peralatan mobile computing yang ada. WLAN secara khusus sesuai bagi implementasi dalam bangunan gedung (ketika mobilitas diperlukan), pabrik, pusat kesehatan, atau kampus, dan mereka dapat diadaptasikan untuk implementasi dalam ruang dan ruang luar.

The Cell ¾blok pembangun dasar suatu WLAN¾adalah area tempat terjadinya komunikasi wireless dengan jaringan. Area cakupan tergantung pada kekuatan sinyal dan karakteristik fisik lingkungan, misalnya ketebalan dinding. Laptop, PDA, dan workstation yang telah dilengkapi kemampuan wireless, kemudian dapat bergerak di dalam sel ini dengan akses ke jaringan seolah-olah mereka merupakan bagian Ethernet yang berkabel. Banyak sel dapat dibangun secara overlap yang memungkinkan perluasan cakupan. Pemakai kemudian dapat berhubungan dengan setiap sel tanpa ada interupsi aliran data.

Basis Wireless LAN Cell

Setiap sel wireless LAN memerlukan manajemen komunikasi dan lalu lintas. Hal ii dikoordinasikan oleh sebuah Access Point (AP) yang berkomunikasi dengan setiap stasiun wireless dalam area cakupannya.

Stasiun-stasiun juga berkomunikasi satu sama lain melalui AP, sehingga stasiun komunikasi dapat bersembunyi dari yang lain. Dengan cara ini, AP berfungsi sebagai relay, memperluas daerah sistem.

AP juga berfungsi sebagai sebuah bridge antara stasiun-stasiun wireless dan wired network dan sel wireless yang lain. Menghubungkan AP ke backbone atau sel wireless lain dapat dilakukan dengan kabel atau dengan hubungan wireless yang lain, menggunakan wireless bridges. Jangkauan sistem dapat diperluas dengan meng-cascade beberapa sambungan wireless satu dengan yang lain.

WLAN memperluas jangkauan jaringan berkabel¾menyediakan konektivitas ke jaringan tersebut yang sebelumnya tidak ada. Ketika para pekerja, yang menggunakan klien mobile seperti lap top, PDA, atau workstation mobile dalam pabrik atau instalasi sementara, ingin berhubungan dengan server jaringan, wireless memungkinkan akses yang lancar ke Ethernet berkabel. Implementasi WLAN dapat pula digunakan dalam bangunanbangunan yang menghadapi kendala perkabelan, seperti struktur sejarah, lantai ruangterbuka, atau bangunan dengan ruang tertutup (sealed room).

Terdapat dua pilihan utama bagi WLAN ini yaitu sistem berdasarkan radio dan sistem berdasarkan sinar infra merah.

LAN berbasis radio

LAN berbasis radio dapat dirancang untuk beroperasi pada frekuensi tetap atau menggunakan teknik yang disebut spread spectrum. Sistem frekuensi tetap memerlukan ijin dari FCC. Sistem spread spectrum beroperasi menggunakan salah satu dari dua teknologi CDMA, yaitu frequency hopping atau direct sequence coding. Tujuan keduanya adalah sama yaitu menyebar energi radio di atas spektrum frekuensi yang luas.

Frekuensi ini terbagi ke dalam salah satu dari tiga gelombang berikut ini :

· 902-928 MHz

· 2,4-2,4835 GHz

· 5,725-5,825 GHz

Operasi dalam gelombang ini tidak memerlukan ijin FCC selama tenaga yang keluar tidak melebihi 1 watt.

Konsep spektrum tersebar frequency hopping relatif mudah dipahami yaitu gelombang frekuensi yang dialokasikan dibagi menjadi potongan-potongan frekuensi diskrit. Transmiter mengganti frekuensi dalam pola acak selama pembagian setiap potongan. Setiap pemakai mengikuti urutan frequency hopping yang berbeda, dengan demikian kapabilitas CDMA dicapai.

Konsep direct sequence coding agak sulit untuk dipahami. Pada kenyataannya, urut acak dari derau bit-bit dikombinasikan dengan bit data untuk menghasilkan sinyal resultan. Urut acak derau berbeda bagi tiap pemakai, dengan demikian dapat menyusun pradigma code division untuk tipe spektrum tersebar ini.

Beberapa vendor yang menjadi pemasok utama sistem ini adalah Motorola (system frekuensi tetap), California Microwave, Proxim Inc., O'Neill Communications, Windata (sistem spread spectrum).

LAN berbasis sinar infra merah

Satu-satunya pemasok utama komputer IBM kompatibel bagi LAN berbasis system infra merah adalah BICC Communications. LAN buatan BICC disebut InfraLAN yang didasarkan pada protokol akses token ring 802.5. Suatu unit basis InfraLAN nampaknya seperti token ring MAU, kecuali bahwa ia mempunyai hanya 6 port yang seharusnya ada 8.

Keenam port tersebut mengakomodasikan hingga 6 PC terhubung yang menggunakan kabel standar IBM tipe 1. Dua buah node optikal menyambung ke unit basis. Node ini memberikan standar ring-in, fungsi ring-out dengan unit-unit basis yang berdekatan. Suatu kabel token ring dapat dihubungkan ke unit basis dengan mengkonfigurasikan port 1 atau 6 sebagai ring-in atau ring-out secara respektif.

Unit basis dapat dipisahkan hingga 80 kaki dalam lingkungan kantor. Selama infra merah adalah sistem line of sight secara langsung, instalasi node optikal setinggi apapun layak direkomendasikan pada lingkungan kantor. Sebaliknya, orang-orang yang bergerak di sekitar kantor akan menyebabkan tembakan sinar terblokir dan terjadi kehilangan data. InfraLAN beroperasi pada 4 Mbps.

Protokol

Pada tahun 1990, IEEE 802 Project membentuk 802.11 Working Group untuk menetapkan standar bagi wireless LAN (protokol IEEE 802.11).

Sebagaimana protokol 802.x yang lain, protokol 802.11 mencakup pula MAC dan Physical Layer, Standard yang ada saat ini mendefinisikan sebuah MAC yang berinteraksi dengan tiga buah PHY (yang semuanya berjalan pada 1 dan 2Mbit/s), yaitu :

· Frequency Hopping Spread Spectrum dalam band 2.4 GHz

· Direct Sequence Spread Spectrum dalam band 2.4 GHz, dan

· Infra Merah

Selain menjalankan fungsi sebagaimana yang biasa dilakukan oleh MAC Layer, 802.11 MAC menjalankan fungsi lain yang umumnya terkait dengan protokol layer tingkat atas, seperti Fragmentation, Packet Retransmissions, dan Acknowledges.

MAC layer mendefinisikan dua metode akses yang berbeda, yaitu : Distributed Coordination Function dan Point Coordination Function.

Distributed Coordination Function

Distributed Coordination Function pada dasarnya merupakan sebuah mekanisme Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance (CSMA/CA). Protokol CSMAmerupakan protokol yang dikenal dalam dunia industri.

Protokol CSMA bekerja sebagai berikut : Suatu stasiun yang ingin mentransmisi terlebih dulu memeriksa medium, jika medium sibuk (misalnya pada saat stasiun lain sedang mentransmisikan data) maka stasiun akan menunda transmisinya hingga medium bebas.

Protokol semacam ini sangat efektif bilamana medium tidak bermuatan penuh, karena memungkinkan stasiun-stasiun mentransmisikan dengan waktu tunda yang singkat, akan tetapi selalu ada kemungkinan stasiun-stasiun mentransmisikan secara bersamaan (collision), yang disebabkan stasiun mengira bahwa medium telah bebas dan memutuskan untuk segera mentransmisi.

Situasi tabrakan ini harus diidentifikasi, sehingga MAC layer dapat meretransmisikan paket oleh dirinya sendiri bukan oleh layer-layer yang lebih tinggi, yang akan menyebabkan penundaan.

Meskipun mekanisme Collision Detection ini sangat baik pada Wired LAN, namun tidak dapat digunakan dalam lingkungan wireless LAN, karena :

· Mengimplementasikan sebuah mekanisme CD akan memerlukan implementasi sebuah radio Full Duplex, yang mampu mentransmisi dan menerima secara bersamaan, sebuah pendekatan yang akan meningkatkan harga secara signifikan.

· Pada lingkungan wireless kita tidak dapat mengasumsikan bahwa seluruh stasiun mendengar satu sama lain (yang merupakan asumsi dasar pada skema CD), dan kenyataan bahwa suatu stasiun ingin mentransmisi dan merasakan medium bebas, tidak berarti bahwa medium sekitar area penerima bebas.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, 802.11 menggunakan mekanisme Collision Avoidance bersama dengan sebuah skema Positive Acknowledge, sebagai berikut :

Sebuah stasiun yang ingin mentransmisi memeriksa medium, jika medium sibuk kemudian ia menunda. Jika medium bebas/kosong untuk jangka waktu tertentu (disebut DIFS, Distributed Inter Frame Space dalam standar) lalu stasiun diijinkan mentransmisi, stasiun penerima akan memeriksa CRC paket yang diterimanya dan mengirimkan sebuah paket acknowledgement (ACK). Penerimaan ACK akan mengindikasikan transmiter bahwa tidak ada collision yang muncul. Jika pengirim tidak menerima ACK kemudian ia akan kembali mentransmisikan bagian paket hingga ia menerima ACK atau berhenti mengirim setelah sejumlah transmisi.

Point Coordination Function (PCF)

Selain Distributed Coordination Function dasar, terdapat pula Point Coordination Function tambahan, yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pelayanan terikat waktu (time-bounded), seperti transmisi suara atau video. PCF ini menggunakan prioritas yang lebih tinggi yang mungkin diperoleh Access Point dengan menggunakan Inter Frame Space yang lebih kecil.

Dengan menggunakan akses prioritas lebih tinggi, Access Point mengeluarkan permintaan polling ke stasiun-stasiun untuk transmisi data, lalu mengendalikan akses medium. Agar memungkinkan stasiun-stasiun regular memiliki kemampuan untuk tetap mengakses medium, Access Point harus memberikan cukup waktu bagi Distributed Access di antara PCF.

Dalam komunikasi data dikenal tiga macam frame, yaitu :

- Data Frame, digunakan untuk transmisi data.

- Control Frame, digunakan untuk akses kendali ke medium (misalnya RTS, CTS, ACK)

- Management Frame, yaitu frame yang ditransmisikan sebagaimana halnya data frame untuk bertukar informasi manajemen, tetapi tidak diforward ke layer-layer tingkat atas.

Seluruh frame 802.11 terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

Preamble mencakup :

- Synch: sebuah rangkaian 80-bit terdiri dari 0 dan 1, yang digunakan oleh sirkuit PHY untuk memilih antena yang sesuai (jika keragaman digunakan), dan untuk mencapai steady-state frequency offset correction dan synchronization dengan waktu paket yang diterima, dan

- SFD: Sebuah pembatas Start Frame yang terdiri dari 16-bit biner berpola 0000 1100 1011 1101, yang digunakan untuk mendefinisikan pewaktuan frame.

PLCP Header

PLCP Header selalu ditransmisikan pada kecepatan 1Mbit/s dan mengandung informasi logik yang akan digunakan oleh PHY Layer untuk mendekodekan frame, dan terdiri dari :

- PLCP_PDU Length Word: yang mewakili jumlah byte yang ada dalam paket, berguna bagi PHY untuk dapat mendeteksi akhir paket secara benar.

- PLCP Signaling Field: yang hanya mengandung the rate information, dikodekan dalam peningkatan 0,5 MBps dari 1Mbit/s hingga 4,5 Mbit/s, dan

- Header Error Check Field: merupakan sebuah field pendeteksi kesalahan 16 bit CRC.

MAC Data

Diagram berikut ini mendeskripsikan Frame Format MAC umum, sebagian field hanya ditunjukkan oleh sebagian frame.

Frame Control

Field frame control mengandung informasi sebagai berikut :

Duration/ID

Field ini mempunyai dua buah arti tergantung pada jenis frame : Pada pesan Power-Save Poll merupakan ID Stasiun, dan pada frame lain, merupakan nilai durasi yang digunakan untuk perhitungan NAV.

Address Fields

Sebuah frame mampu memiliki empat buah alamat tergantung pada bit-bit ToDS dan FromDS yang terdapat dalam Control Field. Keempat alamat tersebut adalah sebagai

berikut :

Address-1 : selalu merupakan alamat penerima, jika ToDS diset merupakan alamat AP, jika ToDS tidak diset maka merupakan alamat stasiun akhir.

Address-2 : selalu merupakan alamat Transmiter, jika FromDS diset merupakan alamat AP, jika tidak diset maka merupakan alamat stasiun.

Address-3: dalam banyak kasus merupakan remaining, missing address pada sebuah frame dengan FromDS diset 1, Address-3 merupakan alamat sumber awal, jika ToDS diset maka Address 3 merupakan alamat tujuan.

Address-4: digunakan pada hal khusus bilamana Wireless Distribution System digunakan, dan frame yang sedang ditransmisikan dari satu Access Point ke yang lainnya, dalam hal ini kedua bit ToDS dan FromDS diset, sehingga kedua alamat tujuan dan sumber asli hilang.

Sequence Control

Sequence Control Field digunakan untuk merepresentasikan urutan fragmen dalam satu frame, dan untuk mengenali duplikasi paket, terdiri dari dua buah subfield yaitu Fragment Number dan Sequence Number, yang mendefinisikan frame dan jumlah fragmen dalam frame.

CRC merupakan sebuah field 32 bit yang mengandung sebuah CRC 32-bit.

II. Wireless Metro Area Networks

Wireless MAN memperluas teknologi WLAN sehingga memungkinkan konektivitas wireless satu kota, kampus, atau gedung ke gedung. Solusi ini adalah point-tomultipoint, menawarkan 56K hingga T1 dan aliran keluaran yang lebih besar, implementasi yang lebih cepat, keamanan tinggi.

Suatu WMAN, umumnya menghubungkan banyak pemakai atau LAN dalam suatu area metropolitan (point-to-multipoint) meskipun solusi point-to-point dapat juga dikonfigurasi untuk hardware ini. WMAN yang sering disebut solusi "last mile" menghubungkan lokasi-lokasi yang melintasi jalan atau terpisah hingga 20 mil. WMAN digunakan untuk menghubungkan lokasi-lokasi terpencil yang terpencar satu sama lainnya atau ke satu lokasi pusat secara reliable dan hemat biaya.

Beberapa aplikasi sistem WMAN yang mungkin adalah sebagai berikut :

· Low usage links. Bila ada sedikit pemakai yang ingin mentransmisikan data kritis sporadis ke jarak tertentu (kurang dari 20 mil), alternatif wireless merupakan sesuatu yang efektif biaya dan dapat dipasang secara cepat.

· Temporary transporable solutions. Untuk instalasi temporer yang menginginkan transfer data kecepatan tinggi, seperti ATM pada bank dan operasi pemulihan bencana yang menuntut akses jaringan dan kecepatan implementasi, wireless merupakan solusi yang paling menarik.

· Right of way or geographic restrictions. Meskipun line-of-site diperlukan, solusi wireless mampu memberikan cakupan melintasi air, wilayah bergunung, dan wilayah yang sulit dijangkau.

· End to end ownership. Sistem privat berarti tiada tarif atau variasi biaya yang berasal dari lease-line bersama.

Wireless Wide Area Network (WWAN)

Sebagai alternatif bagi pembangunan infrastruktur publik dan jaringan privat, WWAN menghubungkan atau mengalirkan data menggunakan frekuensi radio atau teknologi mikrowave. Sistem ini menciptakan koneksi point-to-point antara dua lokasi atau menghubungkan sirkuit-sirkuit T1. Wireless yang menjembatani Ethernet antara berbagai lokasi adalah atraktif, oleh karena penghematan biaya yang diperoleh melalui sebuah wireless bridge dibandingkan biaya telco bulanan dan biaya pemasangan fiber.

Teknologi-teknologi WWAN baru membuka sejumlah kemungkinan bagi pengembangan jaringan yang sebelumnya dibatasi oleh kemampuan keuangan dan infrastruktur. Implementasi WWAN umumnya menyediakan suatu koneksi yang cepat antara kantor pusat dan lokasi terpencil atau melintasi kampus.

Referensi :

(http://www.breezecom.com)

http://devius.cs.uiuc.edu/Schools/df-wireless.html


tugas SKRIPSI

Instalasi RT/RW-net menggunakan LAN


Berbagai contoh yang di tampilkan pada bagian ini di ambil dari instalasi Michael Sunggiardi (Michael@sunggiardi.com), di jaringan RT/RW-net.


Tampak pada gambar adalah hub yang digunakan untuk memperkuat sinyal UTP kabel agar jarak yang dapat di tempuh menjadi cukup jauh. Tampak pada gambar ada banyak pipa pralon yang di tarik dari kotak tempat hub tersebut agar tahan terhadap gangguan cuaca.


Pada gambar yang lain di perlihatkan isi dari kotak tempat penyimpanan hub, yang isinya hub dan power supply. Untuk menangkal petir, di sambungkan ke surge protector sebelum di masukan ke jaringan PLN.
Kabel UTP di masukan ke dalam pipa pralon dan biasanya di tarik sepanjang got di muka rumah supaya mudah melakukan pemeliharaan.
RT/RW-net sebetulnya produk hasil jerih payah banyak rakyat di Indonesia yang mendambakan Internet murah. Dari sisi kebijakan RT/RW-net memperlihatkan sebuah fenomena ketidak adaan ruang legal bagi infrastruktur berbasis komunitas, yang di bangun dengan peralatan buatan sendiri, dari rakyat, oleh rakyat, oleh rakyat. Tidak ada ruang legal bagi infrastruktur Wireless Internet menggunakan WiFi.
Adanya peralatan teknologi informasi yang mutakhir tidak cukup. Keberhasilan RT/RW-net di Indonesia terjadi karena adanya proses pemandaian masyarakat tentang alternatif teknologi Internet yang murah. Belakangan hari, teknologi Wireless Internet tampaknya menjadi tulang punggung RT/RW-net di Indonesia.

if (window.showTocToggle) { var tocShowText = "show"; var tocHideText = "hide"; showTocToggle(); }
1996 Istilah RT/RW-net
Istilah RT/RW-net pertama kali digunakan sekitar tahun 1996-an oleh para mahasiswa di Universitas Muhammadyah Malang (UMM), seperti Nasar, Muji yang menyambungkan kos-kos-an mereka ke kampus UMM yang tersambung ke jaringan AI3 Indonesia melalui GlobalNet di Malang dengan gateway Internet di ITB. Sambungan antara RT/RW-net di kos-kosan ke UMM dilakukan menggunakan walkie talkie di VHF band 2 meter pada kecepatan 1200bps.
Hal tersebut, diutarakan oleh Bino, waktu itu masih bekerja di GlobalNet, secara bercanda para mahasiswa Malang ini menamakan jaringan mereka RT/RW-net karena memang di sambungkan ke beberapa rumah di sekitar kos-kosan mereka.

Implementasi Awal RT/RW-net
Implementasi yang serius dari RT/RW-net dilakukan pertama kali oleh Michael Sunggiardi di perumahannya di Bogor sekitar tahun 2000-an. Banyak kisah sedih yang diceritakan oleh Michael Sunggiardi karena sulitnya mencari pelanggan di awal 2-3 tahun operasi RT/RW-net-nya. Sebagian besar tetangga beliau pada saat itu tidak merasa butuh akses Internet 24 jam dari rumahnya.
RT/RW-net Michael Sunggiardi sempat menjadi feature di acara e-lifestyle MetroTV.
Michael Sunggiardi banyak menggunakan kabel LAN untuk menyambungkan antar rumah. Karena lebih reliable dan lebih murah di bandingkan dengan menggunakan radio / wireless LAN / Wireless Internet
Belakangan, tampaknya lebih banyak RT/RW-net yang menggunakan Wireless Internet karena lebih mudah dan harga peralatan yang semakin murah.

UU 36/1999 tidak berpihak pada Infrastruktur Rakyat
Dari sisi legalitas, sebetulnya RT/RW-net tidak legal karena berdasarkan UU 36/1998 maupun berbagai PP & KEPMEN dibawahnya hanya operator telekomunikasi yang berhak membangun sebuah infrastruktur telekomunikasi. Jelas kerangka kebijakan yang ada lebih banyak ditujukan kepada usaha besar dengan peralatan kelas Cisco. Tidak pernah terpikir oleh pemerintah bahwa sebagian besar akses akan berkembang dari jaringan sekolah, jaringan RT/RW-net yang mungkin beroperasi tanpa ijin usaha, atau maksimum sebuah CV saja, dengan peralatan seadanya bahkan dengan router buatan sendiri dari PC kelas Pentium II.
Berbasis pada pengembangan konsep infrastruktur telekomunikasi rakyat, yang bertumpu pada teknologi Internet tanpa kabel pada band ISM & UNII di frekuensi 2.4GHz dan 5-5.8 GHz implementasi RT/RW-net mulai di lakukan. Teknologi Warung Internet yang relatif sederhana dan mapan di kembangkan untuk menyambungkan komputer tetangga menggunakan kabel LAN untuk menjadi RT/RW-net. Secara sederhana sambungan 24 jam ke Internet Service Provider (ISP) yang harganya Rp. 4-8 juta/bulan, di bagi 20-80 tetangga untuk mencapai biaya operasi Rp. 150-300.000/bulan/ rumah 24 jam ke Internet. Jika dilakukan bertumpu pada pembentukan kebutuhan (demand creation), bukan pembangunan infrastruktur semata, investasi sambungan yang besarnya antara Rp. 1-4 juta akan kembali modal dalam waktu 1-1.5 tahunan. Gilanya, semua dilakukan tanpa perlu bergantung kepada Telkom maupun pemerintah.
Teknologi Internet tanpa kabel menjadi menarik karena diluar negeri frekuensi 2.4 GHz, maupun 5-5.8 GHz di bebaskan dari ijin frekuensi, akibatnya peralatan komunikasi data pada frekuensi tersebut dapat diperoleh dengan mudah, murah selain mudah dioperasikan (user-friendly). Bayangkan sebuah card Internet tanpa kabel pada kecepatan 11-22Mbps dapat di peroleh seharga Rp. 350-500.000 per buah, tinggal dibuatkan antenna parabola kecil, atau antenna kaleng susu cukup menjangkau jarak jauh 3-5 km.
Di Indonesia, perjuangan untuk membebaskan 2.4 GHz & 5-5.8 GHz dari penindasan aparat telah menelan banyak korban, berakibat di bebaskannya frekuensi 2.4GHz untuk penggunaan Internet sejak January 2005. Sayangnya, hingga hari di tahun 2006 penggunaan 5-5.8GHz hanya dapat dinikmati dengan membayar setoran sekitar Rp 20 - 25 juta / tahun / node kepada pemerintah. Itupun hanya dapat dilakukan oleh mereka yang mempunyai ijin ISP / operator telekomunikasi, akibatnya rakyat kecil, yang bermodal kecil tidak mungkin untuk memperoleh ijin frekuensi tsb.

2006 RT/RW-net di INDOWLI
Di tahun 2005-2006, setelah frekuensi 2.4GHz di bebaskan. Tampaknya RT/RW-net menjadi sangat booming, hal ini dapat di monitor dari dekat dari berbagai diskusi yang terjadi di mailing list indowli@yahoogroups.com, banyak sekali permohonan akses RT/RW-net yang dilayangkan ke mailing list indowli@yahoogroups.com.
Dengan teknologi RT/RW-net sangat mungkin sebuah rumah untuk memperoleh akses Internet 24 jam dengna biaya relatif murah. Di tahun 2006, rata-rata biaya langganan RT/RW-net sekitar Rp. 250-350.000 / bulan untuk akses Internet 24 jam. Berita yang menarik terjadi di Bandung, beberapa kos-kosan juga mengembangkan kos-kos-an Net di bawah RT/RW-net dan menarik sekitar Rp. 50.000 / bulan untuk setiap anak kos yang mengakses Internet 24 jam. Dengan cara ini Internet menjadi sangat terjangkau untuk para mahasiswa.
Cuplikan menarik di Mailing List INDOWLI oleh Hamzah Iza 7 Agustus 2006 10:13pm. Yang diperlukan utk rtrwnet sederhana:
Izin tetangga ( rt/rw)
Tower dan asesorisnya atau bisa juga pipa ledeng (sesuai kebutuhan dan selera)
Koneksi internet (bisa wireless, cable, ADSL, satellite, dll)
Access Point
Antena
Router
beberapa unit paket client (biar kalo ada yang mau berlangganan bisa langsung pasang)
Operator, tehnisi, dan marketing
Formulir pendaftaran
alat administrasi (logbook, pembukuan, dll)
Gambaran umum teknologi RT/RW-net dapat dilihat pada gambar. Beberapa Alternatif topologi maupun kunci peralatan yang perlu diperhatikan, adalah,
Sambungan ke Internet menggunakan ADSL
Sambungan ke Internet menggunakan Wireless Internet Berbasis WiFi
Router yang mengatur aliran traffic / data.
Sambungan ke Pelanggan menggunakan kabel LAN
Sambungan ke Pelanggan menggunakan Wajanbolic e-goen
Beberapa teknik yang perlu di kuasai adalah
Teknik ADSL
Teknik Wireless Internet Berbasis WiFi
Teknik Konfigurasi router menggunakan Modem ADSL / dd-wrt / Mikrotik / Linux


Teknik Memilih Kabel LAN untuk RT/RW-net

Bagi-bagi Pengetahuan Nih, Saya membangun RT/RW-net, sebuah jaringan antar tetangga, di daerah perumahan Pasadena Semarang. Pada awalnya saya menggunakan kabel UTP Belden USA (asli) sebanyak dua roll, namun karena dinamika jumlah klien dan medan tidak beraturan, maka saya terpaksa menambah kabel UTP 1 roll. Dengan dana terbatas saya membeli kabel UTP Belden Australia. Pemasangan berhasil tanpa adanya rintangan yang berarti. sampai suatu saat saya menggunakan kabel belden Australia lagi tidak bisa digunakan semuanya (1 roll), saya mencoba dengan jarak 10 m saja kabel tidak bisa terkoneksi meski settingan RJ 45 sudah benar. akhirnya saya rugi 400-an rb.rik
cara ngetes kabel utp yang bisa digunakan dengan baik Ini ilmu dari tukang rosok, waktu kabel utp saya nganggur karna nggak bisa dipake ditawar sama tukang rosok, 10 ribu. Waduh:rolleyes: saya beli mahal masak kembali 10 rb?, Si Tukang Rosok beralasan karena kabelnya tidak murni terbuat dari tembaga, makanya harganya murah.
kemudian dicoba kabel belden USA dicek dengan magnet tidak nempel, kabel belden autralia saya yang bisa digunakan, juga tidak bisa nempel. berbeda dengan kabel australia (aspal). kabel nempel dengan magnet.
mungkin ini bisa jadi acuan buat temen-temen yang mau beli barang murah tapi bisa digunakan. OC.

Terima Kasih Kepada Tuhan YME yang telah mengirimkan Tukang Rosok Pada Saya untuk menurunkan Ilmu tentang kabel UTP
Komputer = K0n_muter untuk mendapatkan jalan pintas

Sambungan ke Internet

Secara umum kita di Indonesia mempunyai dua (2) alternatif untuk sambungan 24 jam ke Internet, yaitu:

Leased Line Telkom. Pada kecepatan 64Kbps, komponen biaya yang harus di keluarkan biasanya sekitar Rp. 4 juta untuk telkom & Rp. 4 juta lagi untuk ISP. Jadi total biaya operasional Rp. 8 juta / bulan. Biasanya modem yang dibutuhkan di siapkan oleh operator. Sialnya modem 64Kbps ini biasanya membutuhkan sambungan V.35 (bukan RS.323) seperti yang ada di PC, jadi kita perlu menyiapkan minimal Cisco Router kelas 1600-an yang harganya Rp. 4 juta-an.

Wireless LAN (WLAN) 1-11Mbps di 2.4GHz (atau 5.8GHz). Solusi ini jauh lebih murah daripada Telkom. Saya pribadi sangat menyarankan penggunaan peralatan ini daripada menggunakan Telkom. Peralatan wireless di 2.4GHz lengkap & baru berupa card, kabel coax & antenna di akhir tahun 2001 berkisar sekitar Rp. 4 juta. Sekedar gambaran di pertengahan tahun 2001, peralatan yang sama berkisar sekitar Rp. 7 juta-an. Biaya ke telkom tidak ada sama sekali, tinggal yang sisa biaya ke ISP. Sangat tergantung ISP & konfigurasi jaringan yang ada, bisa berkisar antara Rp. 330.000 s/d 4 juta / bulan. Saya pribadi menggunakan sambungan yang Rp. 330.000 / bulan. Teknik instalasi card WLAN perlu dipelajari & sebetulnya cukup mudah jika menggunakan Windows.

Dari Kesulitan Infrastruktur sampai Masalah Peraturan
Ada lima tahapan dalam perkembangan jaringan kerakyatan yang disebut juga RT-RW-Net. Fase pertama menyangkut masalah infrastruktur. Dari awal ide membangun jaringan murah untuk mengakses internet, kesulitan yang dihadapi adalah memanfaatkan infrastruktur yang tersedia.
Karena, perusahaan telekomunikasi Indonesia yang terbesar sepertinya tidak siap untuk menerima misi mencerdaskan bangsa ini melalui jaringan internet. Mereka masih sibuk berkutat dengan teknologi suara dan sama sekali belum memikirkan pembangunan dan pengembangan internet, ditambah lagi tindakannya yang selalu melihat kalkulator untuk menghitung keuntungan.
Kalau saja yang sedang memegang monopoli dapat membuat sebuah produk yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, kita tidak akan tertinggal oleh Malaysia, Vietnam, dan Thailand. Karena semua upaya yang sedang dilakukan saat ini semuanya hanya berbentuk tambal-sulam tanpa target yang jelas, malah di posisi terdepan, terkesan memaksakan keinginan atasannya.
Fase kedua mencakup persoalan sosialisasi yang termasuk sulit dan merupakan masa paling menegangkan dalam memperkenalkan konsep "Internet Kerakyatan" ke masyarakat yang sedang bingung mau jalan ke mana. Penulis pernah mengundang sekitar 200 warga kompleks perumahan di Bogor untuk memperkenalkan jaringan RT-RW-Net, dan hanya 8 orang yang hadir, itu pun sebagian yang sudah bergabung dan merasa solider untuk bergabung dalam acara tersebut.
Sosialisasi ini menjadi sulit karena punya dua latar belakang perpaduan yang merupakan masalah bangsa Indonesia, yaitu daya beli dan pendidikan. Daya beli yang rendah menyebabkan bangsa Indonesia menjadi "takut" untuk menggunakan komputer, dan malah belakangan ini menjadi sampah dunia dengan mengimpor komputer bekas.
Di sisi pendidikan, sepertinya sudah tidak perlu dibahas lagi, bagaimana amburadulnya pendidikan dasar sampai ke pendidikan tinggi, walaupun perbaikan terus diupayakan oleh departemen terkait.
FASE ketiga menyangkut masalah manajemen. Fase ini yang sedang dialami oleh sebagian besar pengembang RT-RW-Net, mereka kebingungan menerima cercaan dari pelanggannya yang sebagian besar mengharapkan sambungan broadband yang sesungguhnya, sementara biaya operasional belum mampu membuat bisnis ini jalan. Membeli bandwidth seharga 5.000 dollar AS per bulan, untuk kemudian diecer dengan nilai sekitar Rp 300.000 membutuhkan jumlah pelanggan banyak yang sangat sulit didapat dan diambil komitmennya.
Manajemen teknis yang tidak baik menyebabkan pelayanan yang tidak sesuai dengan harapan pelanggan, karena semua pengembang RT-RW-Net baru dalam taraf belajar, dan pola pemakaian di setiap tempat berbeda satu sama lain sehingga sangat sulit untuk ditarik benang merahnya.
Fase keempat menyangkut masalah "content." Fase ketiga dan keempat sebetulnya agak sulit dipisahkan, karena saat ini pelanggan RT-RW-Net juga mengalami kesulitan mencari muatan lokal yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sementara online game yang sudah dikembangkan lebih dari lima tahun, kelihatannya juga mengalami kesulitan yang cukup menyedihkan di mana mereka kekurangan tenaga ahli, kekurangan resource di internet dan terbentur pada masalah-masalah nonteknis yang bukan berkaitan dengan sisi teknisnya.
Kasus meledaknya online game yang gratis, tetapi langsung megap-megap pada saat diberlakukan pembayaran langganan merupakan sisi gelap dari bisnis ini. Sehingga hal-hal lain yang di luar dugaan akan dihadapi oleh para investornya.
Dan, fase kelima, menyangkut masalah peraturan. Sampai saat ini pemerintah belum membuat aturan yang jelas tentang jaringan RT-RW-Net ini, dan memang itu yang sering kali terjadi pada Pemerintah Indonesia. Pada saat masih kecil dibiarkan berkembang, kalau sudah besar baru dibuat aturan-aturan yang kemungkinan akan membuat sulit semua pihak-lihat contohnya peraturan tentang VoIP, Wireless LAN 2,4GHz, dan lainnya.
Saat ini, untuk membangun RT-RW-Net hanya dibutuhkan kesepakatan bersama antarwarga dan melapor ke RT atau RW setempat, terutama untuk meminta izin proses pemasangan kabel dan perangkat akses internet di tempat umum.
LIMA fase yang dijabarkan ini belum semuanya dilalui, masih panjang perjalanan pembangunan dan perkembangan jaringan RT-RW-Net, seirama dengan makin gencarnya PT Telkom melakukan terobosan teknologi ADSL yang hanya cocok untuk kalangan perusahaan atau SOHO (Small Office Home Office). Karena biar bagaimanapun usaha yang dilakukan, ujung dari semua persoalan adalah jumlah pengguna internet yang masih terlalu kecil, sehingga skala ekonominya belum tercapai.
Fase-fase yang belum dijalani masih merupakan misteri, karena kita semua berharap terjadi satu kejutan atau terobosan dari apa yang sudah dilakukan saat ini. Tetapi dari seluruh fase, baik yang sudah lalu ataupun yang akan dijalankan, fase perbanyakan isi di jaringan internet merupakan hal yang utama dan harus dikedepankan. Semakin beragamnya isi berbasis kultur Indonesia di internet, maka diharapkan akan terjadi "serbuan" pengguna internet, sehingga akhirnya akan membuat harga menjadi murah.
Ibu-ibu rumah tangga yang tadinya tidak pernah menggunakan internet, mendadak setiap hari menatap monitor komputer, karena mereka sedang tergila-gila dengan bisnis MLM yang salah satu perangkat utamanya adalah akses internet. Anak-anak tergila-gila dengan situs Friendster yang menjalan pertemanan melalui internet, serta aplikasi massal lain yang belum dijalankan, yaitu memasyarakatkan teknologi VoIP yang akan mengurangi biaya komunikasi yang setiap tahun mengalami kenaikan.
Voice over IP, yaitu teknologi yang menumpangkan sinyal suara dari pesawat telepon biasa ke jaringan internet, yang bekerja di sistem digital sehingga pada saat yang bersamaan pelanggan yang akses internet dapat menelepon ke setiap pelanggan lainnya, atau dengan menggunakan jasa operator VoIP resmi berdasarkan aturan pemerintah, kita dapat menelepon ke jaringan telepon biasa (Public Switching Telephone Network/PSTN). Dengan tersedianya jaringan RT-RW-Net, teknologi VoIP ini dapat langsung diterapkan, apalagi saat ini sudah tersedia IP Phone Wireless yang berkomunikasi melalui Access Point dari Wireless LAN (HotSpot).
Kota Michigan di Amerika, sudah membangun jaringan yang mirip RT-RW-Net dengan menggunakan teknologi Wireless LAN (W-LAN) dan menyediakan fasilitas IP Phone Wireless dengan hanya membayar 29 dollar AS setiap bulannya, untuk menelepon ke mana saja di Amerika. Selain itu, kantor polisi dan kantor pemerintahan semuanya disambung ke jaringan W-LAN tersebut, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan roda pemerintahan dan keperluan orang banyak, dapat dilayani dengan sebaik-baiknya.
Kondisi di Indonesia sebetulnya memungkinkan untuk membangun RT-RW-Net bersamaan dengan program e-government di seluruh pemda, karena biasanya kantor pemerintahan tersebar di seluruh pelosok kota dan tinggal menyalurkan ke perumahan terdekat. Sayangnya, pembangunan infrastruktur kebanyakan hanya berbasis pada proyek menghabiskan uang pemerintah, karena begitu selesai, tiga bulan kemudian semua perangkat sudah tidak dapat beroperasi lagi.
Perbanyak isi berbasis Indonesia di internet dan memperbaiki mutu pendidikan Indonesia merupakan kunci keberhasilan pengembangan jaringan internet di Tanah Air ini. Jika keduanya diabaikan, perkembangan internet dan kemajuan teknologi informasi di Indonesia akan mengalami kemunduran yang berarti dan semakin tertinggal dengan negara tetangga yang nota bene-nya "murid" Indonesia. Apakah kita rela untuk menyaksikan anak cucu kita kelak menjadi tenaga kasar di percaturan dunia?

K.L.A.S.S.I.X

Disisi jendela kereta yang mulai perlahan
Melaju meninggalkan panas kotamu
Kudiam terpaku saat kereta t’lah melaju kencang dan menjauh
Dan monas pun menghilang dari pandangan, mata…

Wangi yang biasa kau pakai masih melekat
Seraya menemani langkahku pulang
Langitpun mulai menghitam, sejenak ku terlelap mimpikan semua
Dan kau hadir hiasi semua mimpi…

Namun tak seperti yang ku harapkan
Sekejap semua berubah cepat
Menusuk hati terdalam dan kau…

Buyarkan! Buyarkan!
Semua yang telah terjadi
Dan tak ada waktu ‘tuk berfikir

Kembalilah! Kembalilah!
Seperti apa adanya…
Jangan berakhir seperti ini…
Seperti ini…


download lagu indonesia

TKJdotCOM - Designed by Posicionamiento Web | Bloggerized by GosuBlogger